THE VISION by DEAN R KOONTZ
THE VISION by DEAN R KOONTZ
Buku ini menceritakan Mary Bergen, seorang cenayang dengan kemampuan ESP (Extrasensory Perception) yang dapat mempunyai penglihatan akan sesuatu yang akan terjadi. Mary membantu kepolisian dengan beberapa kali kasus pembunuhan. Mary baru saja menikah dengan Max Bergen. Mary mempunyai kakak yang berbeda 3 tahun yaitu Alan Tanner yang juga membantunya menghadapi beberapa kasus. Sayangnya hubungan Alan dengan suami Mary tidak harmonis dan sering terjadi ketegangan diantara mereka.
Suatu hari Mary mendapat penglihatan akan terjadinya pembunuhan terhadap beberapa wanita. Mary tidak mengetahui secara pasti kapan dan dimana akan terjadi pembunuhan tersebut, namun ia mempunyai firasat bahwa peristiwa ini akan mempunyai dampak dalam hidupnya.
Ternyata tanpa bisa dihindari terjadi peristiwa pembantaian 4 wanita di asrama perawat sesuai dengan penglihatan Mary. Kemudian Mary menghubungi kantor kepolisian setempat bahwa akan terjadi pembunuhan lagi di sebuah salon dan ternyata benar terjadi kembali. Penglihatan berikutnya membawa Mary ke sebuah tempat yaitu California, kali ini Mary ingin mencegahnya. Mary dan suami menghubungi kantor kepolisian TKP. Mary melihat bahwa akan terjadi pembunuhan terhadap seorang wanita dan penembakan terhadap orang banyak di suatu keramaian.
Menghadapi kejadian ini, Mary sangat nervous. Ia mengalami gangguan depresi, kecemasan dan trauma masa lalu yang selalu menghantuinya. Ketika berumur 6 tahun, Mary ditemukan pingsan dengan luka pukulan yang sangat banyak di seluruh tubuhnya. Pelakunya adalah tukang kebun rumahnya bernama Mitchel Berton, setelah ditangkap ia gantung diri. I meninggalkan isteri & seorang anak laki2 yang jika masih hidup akan seumuran dengan Max.
Saat terapi dengan Psikiater Mary mencoba mengungkapkan apa yang terjadi saat ia berumur 6 tahun karena ia tidak dapat mengingat sepenuhnya apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Ia dihantui mendengar kepakan sayap wika wika wika dan ia tidak tahu apa itu. Saat itu pajangan miniature berbentuk anjing kaca di rak ruang dokter beterbangan ke arah Mary. Sepertinya Mary mempunyai kekuatan telekinesis walaupun ia menyangkalnya. Kejadian terjadi lagi ketika sekelompok burung camar marah, menerjang dan menyerang Mary saat ia berada di dermaga. Mary juga dihantui dengan bayangan kepala korban pembantaian wanita2 di asrama & di salon.
Di California, Mary menghubungi sahabat baiknya bernama Lou, pemilik & editor sebuah media. Lou bekerja sama dan menggali apa yang terjadi pada Mary. Lou juga menyelidiki kejadian yang menimpa Mitchel Berton dan keluarganya. Mary berkata bahwa isteri & anak lelaki Mitchel Berton telah dibunuh dengan sadis, bahkan anaknya dikebiri & mereka meninggal tewas terbakar di rumah mereka. Lou menghubungi temannya di media untuk mengkonfirmasi hal ini. Ternyata benar kejadian ini. Jadi si pembunuh tidak mungkin dari pihak Mitchel Berton dan keluarganya.
Saat mendapat firasat bahwa pembunuhan akan terjadi pada suatu malam dan polisi setempat sudah dikerahkan & disebar di beberapa titik tempat potensi kejahatan akan terjadi, ternyata malam itu tidak terjadi apa2. Padahal sulit untuk meyakinkan Kepala Polisi karena ia orang yang sulit untuk diajak bekerja sama. Mary merasa bahwa pembunuh ini mempunyai koneksi kuat terhadap dirinya, dan ia merasa bahwa pembunuh tersebut mengetahui bahwa ia diawasi Mary.
Diceritakan si pembunuh mendatangi sebuah rumah dan menyapa wanita yang tinggal di dalamnya. Ketika wanita itu melihatnya ia kaget dan berkata "Mary akan mengetahui hal ini". Wanita itu dicekik dan dibunuh.
Kemudian Mary mendapat penglihatan lagi dan kali ini merasa sangat yakin bahwa akan terjadi pembunuhan malam berikutnya. Karena sudah gagal di malam sebelumnya, Mary enggan menghubungi Kepolisian lagi. Jadi mereka bertiga, Mary, Max & Lou berusaha mencegahnya dengan menunggu di tempat kejadian. Lou menunggu di mobil untuk memberikan signal klakson jika ada yang masuk ke gedung tersebut, Max menunggu di ruangan, sementara Max mendesak Mary untuk menunggu di rooftop saja andaikan pembunuh itu masuk ke ruangan. Mary mendapat penglihatan bahwa peristiwa itu akan terjadi jam 19.30.
Kantor polisi mendapat telepon dari seorang ayah yang mengatakan bahwa putrinya yang tinggal di kota itu tidak memberi kabar padahal hari itu Natal dan tidak mungkin puterinya tidak mengubunginya. Polisi diminta datang ke rumah putrinya. Awalnya petugas Receptionist di kantor Polisi mengatakan bahwa orang hilang 48 jam baru ditindaklanjuti. Setelah si ayah mengancam barulah polisi dikirim ke rumahnya. Ternyata ketika petugas polisi ke rumahnya ia menemukan wanita itu sudah tewas dibunuh pembunuh tersebut. Ditemukan pistol dengan ukiran gambar binatang bertuliskan Max Burgen. Kepala Polisi langsung menindaklanjuti kejadian ini dan mencari petunjuk keberadaan Mary.
Kembali ke tempat gedung Mary. Si pembunuh mendatangi mobil, menyapa Lou yang kaget dan ternyata mengenalnya, Lou ditikam berkali2. Kemudian si pembunuh masuk ke gedung, dan menikam perut Max yang kaget bertubi-tubi. Max merasa ia di ambang kematian tapi ia merasa tidak ada sobekan fatal dalam perutnya. Ia berusaha keluar dari gedung untuk minta pertolongan. Karena kalau ia ke atas atap ia akan langsung ditembak oleh pembunuhnya. Saat keluar gedung petugas polisi yang mencari Mary melihat Max yang membawa senjata dan langsung menembak Max sehingga Max terjengkang ke belakang.
Di gedung Mary mendengar dari atas atap langkah kaki pembunuh naik tangga ke atas atap dan berjalan menghampiri Mary. Jarak membentang antara si pembunuh dan Mary. Saat itu juga kilasan peristiwa yang menimpanya saat Mary berumur 6 tahun terbayang nyata dalam ingatannya. Saat itu di dalam sebuah kabin Mary terbaring diikat kaki dan tangannya yang terentang di atasnya yang diikat lagi pada kursi. Seorang anak laki-laki tepat berada di depan wajahnya, membawa seekor kelelawar. Kepak sayang binatang itu yang ternyata selama ini menghantui Mary. Wika wika wika... Ia menakut-nakuti Mary dengan binatang itu. Mary bertanya, “Alan, apa yang kau lakukan?” Kemudian ia singkap rok Mary. Mary tidak mengerti apa yang terjadi saat itu, sampai ia merasa kesakitan yang teramat sangat di bagian bawah tubuhnya. Kelelawar itu mati. Alan tertawa senang dan memukul Mary bertubi-tubi sampai Mary pingsan.
Seketika Mary menyadari bahwa ia telah memblokir memorinya dengan kejadian yang sesungguhnya saat ia kecil. Ia tahu bahwa pelaku penyiksaan yang dialaminya adalah oleh kakaknya sendiri dan bukan tukang kebun keluarga. Ia telah salah menuduh orang yang mengakibatkan kematian satu keluarga. Walaupun shock dan gemetar, Mary memberanikan diri menanyakan ke Alan apa yang selama ini terjadi. Alan berkata bahwa ia memang bermaksud membunuh Mary dari kecil, tapi Mary selamat dari peristiwa itu dan dirawat di rumah sakit. Saat di rumah sakit, Alan memainkan perannya sebagai kakak yang perhatian dan baik. Ia yang merasuki otak Mary bahwa pelakunya adalah tukang kebun mereka. Bahkan ternyata semua binatang peliharaan mereka sejak kecil yang disiksa dan dibunuh selama ini Mary berpikir pelakunya adalah anak MItchel Berton ternyata adalah kakaknya sendiri yang sadis dari kecil. Mary bertanya mengapa Alan menunggu selama ini untuk membunuhnya ? Alan berkata bahwa ia senang mempermainkan Mary dan menunggu saat yang tepat. Gedung itu dipilih Alan karena di atap gedung itu juga beterbangan kelelawar sehingga ia ingin mempermainkan Mary dengan traumanya. Mary marah. Ketika Alan ingin menghujamkan pisau yang dibawanya ke Mary, seekor kelelawar hinggap di tengkuk Alan dan menggigitnya. Alan menepisnya. Kelelawar lain menyerang Alan kembali, dan sekelompok kelelawar lain menyerang Alan dengan ganasnya. Kekuatan telekinesis Mary yang dahsyat telah menyelamatkannya.
Berikutnya….
Kemarin Mary menghadiri pemakaman Alan, ia sangat sedih. Hari ini ia baru saja menghadiri satu pemakaman lain. Kemudian Mary ke rumah sakit, disitu terbaring Max dengan bahu diperban (aaaahhhh…. surprise Pembaca senang bahwa Max masih hidup :D). Sekarang Mary tidak takut lagi, ia tidak takut kegelapan, ia tidak takut sendiri, ia sudah bebas.
Buku ini sangat bagus dengan twisted ending yang keren. Dean Koontz adalah penulis novel thriller yang terkenal. Bukunya yang sudah aku baca antara lain, Intensity dan Fun House.
Comments