Solo Getaway 23-30 Nov 20 💞

Senin, 23 Nov 20 

Saat menjelang tidur malam Minggu 22 Nov, tiba2 iseng cek harga tiket. Kaget ketika melihat tiket Batik Air Jkt-Solo 23 Nov seharga Rp 365.000. Saat itu juga berubah pikiran untuk naik pesawat ke Solo. Aku menghubungi teman untuk menanyakan apakah bisa jemput di Airport jam 11.10. Setelah itu aku membeli tiket pesawat dan Refund Tiket Kereta Api yang seharusnya jadwal jam 6.30. Kebetulan hari itu aku merasa tidak enak badan sehingga rasanya tidak nyaman membayangkan naik kereta selama 9 jam dan harus bangun pagi. Bersyukur bisa ambil keputusan tepat, aku pikir lebih baik pulangnya saja naik kereta karena harga tiket Solo-Jkt lebih mahal daripada tiket dari Jkt. 

Jadwal boarding on schedule namun pesawat harus taxi (berputar2) di landasan selama 30 menit, padahal udah merem2 tp masih bingung lihat window koq ini pesawat belum take off juga. Jadi sampai Solo delayed 30 menit. 

Kami langsung menuju Hotel Griya Kedasih, check in jam 14.00 sehingga kami titip tas dulu. Kemudian kami ngadem di Solo Square. 
Kami makan siang di Resto Mareme, makan bakso goreng udang & sapi lada hitam. 

Kembali ke hotel untuk unpacking & bersantai. Karena masih kenyang karena late lunch, kami makan malam ringan nasi liwet di Kartasura.

Selasa, 24 Nov 20 
Yeayy kami ke Umbul Ponggok Klaten, aku excited karena sudah lama pengen foto underwater dengan memakai dress. 

Tiket masuk 15.000, sewa kamera & operator 60.000, sewa property vespa 50.000 untuk 30 menit max 4 orang. Hmm… ternyata hasilnya tidak sebagus yang dibayangkan, tapi tetap senang karena punya foto underwater yang unik, ingat lagu Piknik 72 Naif :D 

Kembali ke Solo kami makan Sate Buntal Pak Manto yang sudah kunanti2kan, sepertinya ini tujuan utama kuliner ke Solo haha… Sate kambing dibalut dengan lemak dan dibakar plus tengkleng segar, benar2 mantap! 

Rabu, 25 Nov 20 Jadwal ke gunung favorit, yeayy! Kami santai saja dari hotel, tp krn sudah bangun pagi 5.30 kami bersiap2 dan berangkat jam 7. Kami makan bebek goreng yang rasananya lumayan jg di Tawangmangu. Kami beli pisang molen buat bekal. 

Kami start jam 10. Di perjalanan kami bertemu dengan seorang laki-laki yang tidak membawa apa2, dia bahkan melepas kaos luarnya jadi pakai kaos singlet & melepas sepatunya juga membuat kami terbingung2 melihatnya. Temanku memberinya sebotol Aqua karena kasihan melihatnnya tidak membawa bekal apa2. 

Saat perjalanan Pos 2-3 kebosanan melanda diriku, apa yang aku cari di gunung yang sudah kudaki keenam kalinya ini. Sepertinya harus pakai banget aku ke gunung tinggi >3.000 Mdpl untuk menambah portfolio dan sudah jauh2 ke Solo masa tidak mampir ke gunung kesayangan, jadi harus semangat dong, dan Lawu benar2 gunung yang menyenangkan. 

Ketika sudah Pos 4 jadi semangat karena sudah semakin dekat ke Puncak. 
Senang sekali di trip ini aku bisa minum mata air alami Sendang Drajat yang rasanya sangat segar di tenggorakan. Setelah minum, anak kecil pemilik warung tergopoh2 menghampiri kami dengan wajah seperti kebingungan dan menanyakan hari apa keesokan harinya, Kamis apa di hari Jawa, aku sangat tercengang, aku pikir ada pantangan apa minum air Sendang Drajat ini, ternyata dia memang hanya menanyakan hari Kamis apa, aduh koq aku jadi parno ya hahha… pengalaman yang lucu menurutku :D 

Kami mampir ke warung Sendang Drajat untuk minum kopi dan makan bekal pisang molen. Kami lanjutkan ke puncak sekitar jam 15.00.

Setelah itu kami menapak tilas perjalanan saat kami pertama kali bertemu di persimpangan. Jalur ini baru kedua kalinya kami bersama melewati kembali. 

Trip 2 bersama mas Alam kami lewat jalur ini juga tapi sudah gelap, Trip 3 bersama mas Adi, Deni & Alvin via Cemoro Kandang, Trip 4 camping di Pos 4 dan lewat jalur mbok Yem, Trip 5 kami tektok via Cemoro Kandang dan mencoba jalur Ondorante yang tembus ke Pos 4 Cokrosuryo. 

Yang lucu adalah saat kami bernostalgia seakan2 kami baru pertama pertama kali saat itu haha.. sangat menyenangkan sekali… 

Yeayy kami tiba di Puncak Lawu sekitar 15.40 cuaca yang tadi sempat hujan di perjalanan membawa kecerahan di puncak, so blessed jadi aku bisa pakai baju kebaya yang sengaja aku bawa yeayy :D 

Kami foto dengan puas, selalu bersyukur kami bisa kembali ke gunung ini bersama lagi, gunung yang mempertemukan kami, pengalaman dan pemandangan indah yang selalu kami nikmati, kami sangat bersyukur. 

Setelah puas foto karena cuaca tidak menentu dan mulai rintik lagi, kami kembali turun. Mengisi botol dengan air Sendang Drajat, kami bertemu Dicky lagi. 

Saat kami beristirahat di warung yang tutup setelah Pos 5, kami mendengar suara menggigil, karena ingin lebih jelas aku mendekati warung dan ternyata benar ada suara menggigil, terus temanku bilang mungkin pemilik warung. Pikirku ya sudah kalau memang itu suara pemilik warung, tapi setelah itu aku berpikir koq pemilik warung yang sudah biasa di Gunung Lawu masih merasa menggigil ya ?? 

Sampai Pos 3 kami bertemu pendaki bernama mas Menang yang menanyakan apakah kami ketinggalan dompet, setelah dicek dompet tersebut, temanku mengambil keputusan untuk membawa dompet itu ke basecamp, takutnya pendaki yang sudah turun yang ketinggalan dompet. Mas Menang dari Pekalongan juga sempat menyebut seorang pendaki laki2 yang tidak membawa apa2, rupanya yang ia maksud pasti mas dari Blitar itu, katanya ia sudah mendaki ke atas. Tapi kami heran koq kami tidak berpapasan, aku bilang mungkin saja saat kami turun dia lagi beristirahat di dalam warung Dicky. Aku pikir hebat sekali mas itu dengan kaos singlet dan tanpa sepatu bisa sampai ke Pos 5 dan warung. 

Harii mulai gelap seperti biasa dimulai tepat jam 18.00. Perjalanan menuju Pos 2 dan 1 terasa panjang, seperti biasa kalau turun gunung sudah gelap rasanya memang seperti itu. Sedikit perasaan was was menyerang tapi karena sudah biasa di Gunung Gede, aku pikir ya seperti ini kalau sudah lelah dan turun gunung saat gelap rasanya seperti panjang sekali. Padahal kami mendengar suara keramaian yang aku kira pendaki yang camping di Pos 1 tapi ternyata perjalanan masih jauh ke Pos 1. 

Akhirnya sampai juga ke Pos 1 dan akhirnya kami sampai ke Basecamp yeayy, terima kasih Gunung Lawu atas perjalanan yang menyenangkan dan cuaca yang baik. 

Kamii lapor dan menyerahkan dompet pendaki yang tertinggal serta mengambil titipan tas serta menanyakan juga kabar mas dari Blitar apakah sudah turun ternyata belum. Ternyata petugas basecamp sudah menerima laporan dan bbrp pendaki yang sudah turun mengenai mas dari Blitar, krn memang terasa janggal ada pendaki tanpa membawa apa2 apalagi di cuaca hujan dan dingin seperti ini. 

Saat perjalanan menuju hotel temanku tiba2 teringat suara orang menggigil di warung, katanya kemungkinan itu mas yang dari Blitar. Lebih baik kami lapor dan kami kembali ke basecamp untuk melapor perihal tersebut. Petugas basecamp tidak terlalu menanggapi serius karena katanya sudah biasa hal tersebut terjadi di Gn Lawu. Akupun tidak mengerti maksudnya sudah biasa bagaimana. Apakah karena mas dari Blitar tersebut tidak registrasi atau tidak membawa apa2. Yang penting kami sudah lapor dan berdoa semoga mas tersebut baik2 saja & bisa turun dengan selamat. 

Kali ini kami mencoba Hotel Oyo Sido Langgeng krn lebih murah dari Savastri. Saat kami tiba jam 21.00 hotelnya sepi gelap dan pagarnya tertutup. Karena sudah booked dan bayar tentu saja kami tidak bisa pindah ke hotel lain, jadi kami buka pagarnya dan baru ada petugas Receptionist. Saat mau check in, dia bilang reservasi untuk 1 tamu. Aku bilang booked Double Room yang harusnya untuk 2 tamu, bukan Single Room yang 1 tamu. Katanya harus tambah 30.000 kalau 2 tamu dan terjadi perdebatan, aku bilang mau bicara sama ownernya. Ternyata seorang bapak2 turun dari lantai atas dan berkata untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan panggil polisi. Aku masih tidak ngeh maksudnya, malah aku kira dia mau membela aku, ternyata dia berniat mengancam kami dengan memanggil polisi. Saat hendak dikasih Kamar Single akupun protes dan mengatakan bahwa aku memesan Kamar Double. Si bapak kembali mengancam dan bahkan berpura2 menelpon polisi (aku tau dan yakin bahwa dia hanya bluffing), soalnya aku merasa tidak salah jadi tidak takut. Temanku masuk dan bilang ada apa mau panggil polisi, dikiranya kami takut diancam seperti anak kecil saja. Akhirnya si bapak bilang ke Receptionist (mungkin isterinya) untuk memberikan kami Double Room. Duh udah capai masih harus berdebat soal kamar. Untunglah air panas dinyalakan dan tersedia 2 botol minum (ini penting) hanya sayang handuknya cuma 1 dan kami malas minta lagi. Hotel ini sangat membuat aku tidak nyaman aku ingin cepat2 check out paginya. Syukurlah kami bisa tidur dan beristirahat juga. Walau paginya baru lihat ternyata per samping ranjang mencuat hampir melukai kakiku haha...

Comments

Popular posts from this blog

Derawan island hopping 16-19 Okt 2014

Feel lucky

Coast to Mountain CTC to MERBABU 3.145 Mdpl via Suwanting Jawa Tengah