Eager Blog Competition

Aku ingin menceritakan pengalamanku saat tektok ke Puncak Sejati Gunung Sumbing via Kaliangkrik Magelang. Rombongan kami dari Surabaya, hanya aku sendiri yang naik pesawat dari Jakarta menuju titik kumpul. Kami start 10 orang sekitar tengah malam jam 00.00. Kami jalan menuju Pos 1. Di Pos 2 kami Menuju Pos 3 trek menjadi bersahabat dan landai. Rombongan berpencar menjadi 3 bagian, rombongan depan, tengah dan belakang. Aku termasuk di rombongan tengah, tapi kami jalan sendiri2 karena pace yang tidak sama satu dengan yang lain tapi tetap dengan menjaga jarak yang tidak berjauhan. 
 Nah cerita dimulai di Pos 3. Saat itu sekitar jam 3 pagi, badai angin mulai kencang saat kami tiba di Pos 3. Banyak tenda pendaki namun Pos 3 memang merupakan tempat terbuka sehingga angin kencang & udara dingin menerpa kami.  
Aku berlindung di belakang tenda pendaki sendiri karena beberapa teman berpencar. 
Sementara aku menunggu bbrp menit tp akhirnya aku galau karena tidak mau sendirian di Pos 3. Aku berusaha mengejar mereka yang tidak jauh di depan. 
Aku lanjut menaiki bukit kecil yang penuh dengan alang2. Tiba2 dr kejauhan terdengar suara teman bahwa tidak ada jalan di depan sehingga ia menyuruh aku balik lagi turun. Dan aku turun beberapa langkah kembali ke bawah. Dari kejauhan terlihat sinar lampu, benar saja tidak lama rombongan teman2 datang. 
Karena badai semakin kencang dan dingin, bbrp teman & aku berlindung di belakang tenda pendaki. Teman2 lain terpencar2. Hhhmm “Anda belum beruntung” sementara aku dan bbrp teman kedinginan dan tidak ada satu tenda pun di sekitar kami yang menawarkan kami berlindung haha. 
Ternyata beberapa teman sudah nyaman ditenda pendaki. Jadi kami pun tidak mengetahu keberadaan teman2 lain.
Badai semakin ganas, rintik air mulai turun, seorg teman mengajak kembali turun ke Pos 2 untuk mencari tempat berlindung. Kalau kembali ke Pos 2 aku tidak mau, tp mencari tempat berlindung yang ada pohon2 aku mau, jadi kami berlima ke arah turunan sedikit dan mendapati jalan setapak yang lumayan terlindung karena ada pohon2 yang menutupi di sekitarnya sehingga tidak terlalu angin & dingin. 
Tidak ada hal lain yang bisa kami lakukan selain menunggu. Beberapa teman memutuskan untuk turun dan kembali ke basecamp. Aku masih wait and see karena sudah jauh2 dari Jakarta rasanya saying kalua tidak sampai puncak.  
Naik lagi ke Pos 3 serta merta aku disambut badai angin yang membuat aku menggigil.
Aku turun lagi ke tempat berlindung tadi. Tetiba terlihat seorang tgeman dengan jaket merahnya, dia menghampiri kami dan mengajak kami ke tenda tempat beberapa teman kami berlindung di tenda rombongan pendaki lain. Hhhmm… aku iri haha… sementara kami kedinginan, ternyata bbrp teman dengan nyamannya berlindung di tenda dapur pendaki yang sebelumnya menawarkan mereka untuk masuk ke tenda mereka. 
Saat itu hari sudah mulai terang, sudah mau jam 6 pagi tapi badai belum.juga mereda.
Menunggu dan mengobrol dengan teman yang mengatakan dalam kondisi seperti ini tidak bisa muncak, paling menunggu reda & terang. Singkatnya... Menjelang jam 7 dari luar terdengan suara yang mengajak kami keluar tenda untuk meneruskan perjalanan mengikuti seorang pendaki wanita senior bernama Tante Eva yang sudah berjalan di depan menuju Pos 4. Whaattt….. pikirku… Tante Eva sang Ratu Gunung datang dan berani meneruskan perjalanan ? Aku semangat sekali mendengarnya dan langsung keluar tenda.
Begitu di luar astaga angin ganas mulai menyerang, setelah berjalan bbrp langkah aku sempat ragu dan berkata kpd temanku, “Bagaimana, apa kita terus?”. Anehnya… dia malah diam aja sepertinya dia ragu juga. Tiba2 aku langsung dihantam pikiran, Tante Eva aja berani, masa gue ga berani ??” 
Saat memutuskan untuk meneruskan ke puncak banyak pertimbangan dan tidak sembarangan memaksakan perjalanan saat badai. Ketika melewati Pos 3 ternyata jalur angin sudah mereda dan tidak sedahsyat di Pos 3, sehingga rombongan kami berani memutuskan untuk meneruskan perjalanan. Jadi kami tidak sok jago karena gunung bukan untuk ditaklukan.
Dengan langkap mantap aku meneruskan perjalanan, dan ternyata benar setelah Pos 3 angin mereda. (Aku ingat saat di Gunung Lawu Pos 4 Cokrosuryo yang sangat dingin karena angin menerpa karena jalur angina tapi ternyata begitu kami jalan menuju Pos 5 angin mereda). 
Syukurlah, kami berhasil menyusul rombongan di depan tampak Tante Eva dan 3 pengawalnya (Guide/Porter/Sweeper/Fotografer), aku menyapa Tante. Muka Tante tampak galak juga haha… rupanya dia senewen juga. Kami berjalan bersama, mau ga mau kami melewati Tante juga, tapi kami menunggu Tante di Pos 4. Dasar beruntung temanku minta izin masuk ke teras tenda pendaki dan diizinkan, Disitu kami diberi coklat panas & baso goreng sampai habis kami makan krn lapar haha… 
Tidak lama terdengar rombongan Tante Eva & pengawalnya datang. Mereka menyeduh minuman dulu dan membuka bekal. Kami makan kue & roti. Saat itu aku khawatir kalau berlama2 takut badai akan semakin kencang. 
Akhirnya kami meneruskan perjalanan. Kami berpapasan dengan pendaki yang turun dan bbrp teman Solo yang mengatakan bahwa di Puncak badai lebih terasa & angin sangat kencang sekali. 
Aku yang tidak begitu dengar sempat menanyakan hal ini ke Tante, tapi Tante bilang, gak… gak ada badai di puncak… Tante Eva emang cool, top abis deh semangatnya.
Sebenarnya dari Pos 4 ke puncak Sejati tidak terlalu berat namun karena badai dan kabut membuat langkahku seperti berat. Semangat… semangat… sebentar lagi… pikirku… Akhirnya Puji Tuhan kami sampai ke Puncak Sejati.
Saat itu kabut sudah mulai tersingkap dan sinar mentari menyinari kami silih berganti dengan kabut. Benar2 blessing, saat kami di Puncak badai berlalu bahkan cuaca cerah dengan latar gunung Sindoro terlihat jelas. Seperti lagu “BADAI PASTI BERLALU”. Merinding ya, perjalanan kami sangat diberkati. Kami sangat beryukur. Beberapa teman langsung sujud ketika touch down puncak Sumbing.
Keceriaan dan kebahagiaan mengiringi kami semua. Kami sangat bahagia karena perjalanan menembus badai membuahkan hasil. What a fruitful journey. Ketabahan kesabaran dan keuletan kami menghadapi badai membuat perjalanan summit Puncak Sejati Gunung Sumbing ini sangat mengesankan dan bahkan seperti keajaiban cuaca berganti cerah saat sampai di puncak.

Comments

Popular posts from this blog

Derawan island hopping 16-19 Okt 2014

Feel lucky

Coast to Mountain CTC to MERBABU 3.145 Mdpl via Suwanting Jawa Tengah