Kejadian lucu di bus patas Selasa, 9/9/14
Seorang pengamen orasi di bus patas 43 jurusan Blok M – Plawad, berkaca
mata hitam, mengoceh tentang kedua temannya yg tewas krn memperjuangkan
sesuatu. Soal pembebasan apa gitu deh, di
wilayah Tangerang, Pandeglang, Islamik, dsb. Kemudian 4 orang yang membuat
temannya tewas juga akhirnya tewas. Pokoknya semua yg dia katakan tidak aku
simak krn aku memang tidak tertarik yang menyangkut di otak cuma sebagian2 aja.
Kemudian dia meminta uang di barisan depan. Ketika tidak diberi, ia
berorasi lagi. Sudah niat dalam hati bahwa aku akan memprotes tindakan dia yang mengintimidasi.
Sampai ke tempat dudukku di barisan depan (kira2 barisan no.5) deket
pintu bus.
A = Aku
P = Pengamen
( ) = pikiran dalam hatiku
A: Maaf
P: Alasannya
A: Maaf karena saya belum bisa kasih uang ke bapak (masih muda tp aku
panggil bpk aja)
P: Knp anda minta maaf anda kan ga salah
A: Iya emang saya tidak salah tp saya minta maaf krn saya blm bisa ksh
uang ke bpk. Koq Bapak mengintimasi
begitu ?
P: Anda Chinese ya ?
A: Bukan
P: Anda pasti Chinese
A: Bukan, saya Menado
P: Anda tau thn 97 mahasiswa Trisakti tewas
A: Tau
P: Anda pasti Chinese. Anda tau kan th 97
A: Iya tau kerusuhan Mei kan.
P: (mengoceh tidak jelas lagi) tentang mahasiswa yg tewas
A: iya saya tau mahasiswa Atma Jaya yg tewas juga Chinese (ngasal sok
tau pdhal sih ternyata bukan)
P: Jadi anda mau dibebaskan
A: Apa sih yang dibebaskan saya ga ngerti lho
P: Wilayah Tangerang bla bla bla
I: (dalam hati lu ngomong apa sih otak gw ga nyampe kayanya hihihi)
P: Jadi dibebaskan saja ya ?
A: Terserah Bapak
Kemudian dia ngomong ke semua penumpang
P: Jadi karena 1 orang wanita ini, wilayah Tangerang akan dibebaskan.
I: Saya ga suruh dibebaskan saya bilang terserah Bapak
P: Terserah berarti anda mempersilahkan saya.
P tanya ke belakang tempat duduk saya
P: Benar ga pak ? Bpk setuju ga kalau mempersilahkan berarti menyuruh
membebaskan.
Mungkin krn takut itu Bapak iya2 saja sambil mengangguk.
Kelihatan sudah sedikit hopeless P melewati aku menuju ke bangku
belakang sambil berkata :
P: Anda pasti punya bekingan polisi / tentara
I : (yah karena dibilang begitu otomatis dengan spontan aku jawab lagi)
Engga saya ga punya bekingan polisi
Eeeeh ternyata P balik lagi ke bangkuku
P: Anda pasti Chinese kan
I : Kalau Chinese emang kenapa, koq bpk jd rasialis tadi katanya tidak
ada perbedaan
P: Anda tau Chinese2 itu dikejar2 dll (tidak terlalu menyimak omongannya)
Oh ya dia sempat menanyakan ini :
P: Nama anda siapa
A: Tidak perlu tau
P: Jadi anda mau saya temanin besok ke makam teman saya yg tewas di Kebon
Nanas
A: Engga bisa, saya kan kerja
P: Jadi anda mau berdebat. Anda tau orang yang mau berdebat itu
menunjukkan Iqnya yg anjlok
Saya itu lulusan D3 Jurusan
Seni Jogjakarta
Dengan sedikit emosi aku berdiri dan mau meninggalkan dia untuk berdiri
di depan pintu bus.
P : Kenapa anda malu ya, anda duduk saja
A: Engga, saya ga malu
Semakin hopeless akhirnya dia berkata
P: Anda bisa silence
A: Bisa
Akhirnya dia jalan ke belakang bus tanpa berkata apa2 lg.
Kata2 dalam percakapan tidak 100% tepat apa yang dia katakan, tapi
kurang lebih makna & maksudnya seperti itu.
Urutan percakapan juga tidak 100%. Kejadiannya cepat dan maklum karena
aku sering tidak ingat kejadian2 yang berurutan terjadi pada diriku.
Setelah itu aku senyum2 merasakan puas diri bahwa aku bisa melawan orang itu walaupun hanya dengan kata2 saja. Tapi jangan sok berani melawan penjahat berdasarkan kenyataan banyak orang yg mati konyol tetepi dalam hal ini tidak ada yang perlu ditakuti karena di bus kan banyak orang walaupun semua penumpang dan 2 kondektur tidak ada yang memprotes sedikitpun.
Comments