Falling In Love All Over Again💞
Ketika melihat video clip Destiny yang menggambarkan seorang perempuan berpapasan & bump up (menyenggol) dengan laki2 di sebuah jalan tanpa sengaja, kemudian mereka berkenalan dan menjadi akrab bahkan jatuh cinta dan menjalin keintiman yang dalam, dalam hati aku berpikir apakah aku bisa mengalami hal seperti itu? Kelihatannya indah dan penuh kejutan ketika kau jatuh cinta kembali, merasakan sensasi ciuman pertama dan menjalin keintiman yang dalam.
Tidak disangka aku mengalami hal itu. Aku bertemu dengan seorang laki2 tanpa sengaja di persimpangan sebuah gunung, berkenalan dengannya, bertukar kontak, dan tanpa disangka bisa janjian untuk bertemu kembali menjelajah sebuah gunung yang ternyata adalah gunung yang sama. Tipikal aku bukan seorang perempuan agresif dan bahkan cenderung malu & gengsi untuk mengajak teman laki2 yang baru dikenal kecuali yang sudah akrab.
Awalnya ia yang ingin bergabung kembali ke gunung. Jadilah kami melaksanakan Trip Camping pertama kami bertiga bersama temannya yang jg baru dikenal di puncak gunung saat kami bertemu hampir 6 bulan dr pertemuan pertama kami. Seketika terjalin persahabatan instan diantara kami bertiga. Trip yang sangat berkesan buatku. Aku seperti menemukan sahabat seperjalanan, sahabat sehobby, sahabat yang lucu & keren (beneran deh). Aku mengidolakan mereka berdua dan bangga bisa ngetrip bareng, salah satu momen terbaik dalam hidupku (one of the best moment in my life). Aku bersyukur bisa mengenal mereka yang menjadi sahabat terbaikku.
Seiring dengan berjalannya waktu (9 bulan kemudian) , tidak disangka sahabat yang satu kembali mengajak ke gunung yang sama. Jadilah trip kami yang kedua, kami pergi berenam bersama teman2 lainnya. Di trip inilah benih yang sudah tertanam di awal pertemuan menjadi bersemi. Perhatiannya yang besar membuat aku sangat terkesan. Aku tidak menyangka dari perilakunya yang malu2 & canggung di trip pertama, menjadi fleksibel & penuh inisiatif di trip kedua ini sehingga kami berdua menjadi sangat akrab. Aku ingat sebuah kejadian yang memicu benih2 menjadi subur dan tumbuh bersemi dengan cepat. Ketika kami tidur di tenda, ia ingin "meminjam" tanganku supaya lebih hangat mengatasi dinginnya udara di puncak gunung. Ketika tangan kami saling bersentuhan, seketika aku merasakan perasaan yang dahsyat dalam hatiku, aku merasa ini tangan seorang laki2 yang baik, yang memberi perhatian dengan tulus, tanpa embel2 modus dan udang di balik batu. Aku seperti mendapatkan apa yang kurindukan selama ini, seorang sahabat yang tulus (hal ini karena aku mengalami beberapa kekecewaan dengan bbrp teman lawan jenis yang suka memperdaya aku, yang hanya mau berteman dengan tujuan tidak sehat, menjadi toxic dan menjauhi aku karena tidak mendapatkan apa yang mereka mau). Tapi masih prematur untuk menilai dirinya, yang pasti aku menikmati keakraban yang terjalin diantara kami saat trip tersebut.
Ketika turun gunung, ia menawarkan untuk menemaniku di hotel, sekalian beristirahat karena rumahnya juga masih di luar kota dan hari pasti sudah malam saat kami tiba di kota. Seketika aku terkejut atas keberaniannya. Akupun masih ragu & galau ketika menjawab "hhmmm bbboooleh....". Aaah pikirku, kenapa aku harus parno, akupun sering roommate dengan cowo (pengalamanku beberapa kali roomie ber2 cowo bahkan dengan single bed sekalipun dan hanya sekedar tidur saja jika ada Trail/Race luar kota).
Tiba di kota jadilah kami roomate. Sebenernya aku maluuu harus mengingatkan dirinya bahwa kami cuma roommate dan jangan sampai terjadi kesalahpahaman. Geez kesannya aku GR abis padahal tentu saja aku percaya kepadanya dan tidak ada niat buruk darinya. Yang ada saat itu ia dalam kondisi tidak enak badan, masuk angin kepala pusing yang parah sehingga ia langsung tertidur.
Hhmmm I really like this guy, aku yang tidak tahan untuk "meminjam tangannya" dan memeluknya pertama kali. I love hugging & cuddling dan aku menikmati saat2 tidur berpelukan bersamanya.
Saat bangun pagi aku dikontak seorang teman yang mengajak aku bertemu. Jadilah aku sarapan dengannya sambil membelikan sarapan buat dia yang masih tidur.
Singkatnya, waktu untukku ke Airport akhirnya tiba. Tibalah saat kami harus berpisah, aku memeluk sekejap dirinya, mengucapkan terima kasih atas perjalanan yang menyenangkan dan sudah ditemani malam itu. Perasaan kuat menghalau di dada. Ooohh rasanya aku belum mau berpisah, masih ingin bersamanya, sekedar ngobrol atau berdekatan. Aku menatap matanya saat perpisahan kami, ia menunggui aku sampai mobil yang mengantarku ke airport tiba dan akhirnya kamipun berpisah.
Hhhmmm... Hatiku seperti tertinggal di Solo. Tidak disangka sejak saat itu kami menjadi semakin akrab dan setiap malam kami mengobrol. Aku sudah lebih bebas mengekspresikan perasaanku karena aku tau kalau ia juga mengalami perasaan yang sama.
Ini adalah kisah Fiksi, cikal bakal sebuah Cerpen
Comments