Gn Kerinci & Padang Trip 25-30 Jan 18

Selasa 5 Des 18 seminggu setelah kami pulang dari Rinjani, tiba2 di mobil dia set up tanggal plan Kerinci Trip akhir Jan which is gw harus drop plan Jakarta Ultra 27 Jan. Gw bilang kalau emang mau tanggal segitu ya udah, seperti biasa gw pasrah aja orangnya, secara gw harus ikutin jadwal dia yg sibuk kan. Seiring dengan berjalannya waktu tak terasa tibalah harinya 25 Jan (50 hari dari rencana awal). Kamis, 25 Jan 18 Paginya gw masih kerja, masih ke BRI, BNI, BCA & money changer segala. Dari kantor gw jam 14 pesan grab hitch 20rb (lg promo) ke Halim PK. Jam 14.40 sudah sampai, ETD 17.10. So excited. ETA 19.10 kami langsung naik mobil menuju kota Kersik Tuo estimasi 8 jam perjalanan. Kami makan malam sekitar jam 21.00 di Ikan Asin Panas (jadi tulisannya bukan dipanasin tapi digoreng setelah dipesan). Jumat, 26 Jan 18 Jam 2.30 kami sudah sampai di Kerinci View Guesshouse. Kami tidur dan bangun pagi untuk packing. Jam 8 kami naik mobil ke Entry Gate Taman Nasional Kerinci Seblat setelah check in/ lapor buku tamu (simaksi). Pos R10, Pos 1 Pintu Rimba 1809 mdpl, Bangku Panjang 1890 mdpl, Batu Lumut 2010 mdpl. Kami tiba Pondok Panorama 2225 mdpl jam 10.00 Shelter 1 2505 mdpl jam 11, Shelter 2 3100 mdpl jam 13, artinya perjalanan selama 4 jam. Disini kami menunggu guide & 2 porter (yg membawa tenda & tas pribadi). Jam 13.55 mereka baru tiba (biasa dengan kata2 maaf krn kami tiba duluan jd ingat wkt di Rinjani juga gitu hehe). Kami makan (hungry like a wolf :D) sambil dilihatin guide & porter (haha bodo amat deh) yaitu nasi ayam goreng, tahu & sayur tunas kol plus sambel uni yg juara banget. Lanjut ke Shelter 3 sekitar jam 14.30, melewati jalur tikus khas kerinci yg terdiri dari akar2 pohon yang membingkai treck kami, bagus deh, seperti jalur menuju Pangrango. Ternyata lumayan berat seperti yg direview di internet, tp aku suka lho  Sampai Shelter 3 sekitar jam 15.40 kami senang ternyata anginnya tidak terlalu kencang dan tenda dapat dibangun disitu (haha PHP menjelang sore anginnya sadis luar biasa dan tendanya mengecewakan, tidak bisa ditutup rapat, aku kzl tp harus menerima kenyataan, pdhal tenda guide lebih bagus dan bisa rapat ( kirain semua tenda begitu). Huufft setelah survive all the difficulties semakin bersyukur because we can undergo & survive the dreadful windblow attack that penetrate our tent. Sabtu, 27 Jan 18. Jam 4 kami bangun utk summit attack jam 5. Mendapat sarapan 4 pcs tuna sandwich. Jam 5.15 kami start (setelah aku kzl complain mengenai tenda (bener2 kzl kalau ingat soalnya bayangin aja ga bisa tidur nyenyak krn freezing, ga bawa antimo, 2x pipis depan tenda melawan ketakutan akan kegelapan & ganasnya angin). Aduh saltum deh pake baju minimalis, tangan panjang, baju RFI Trail & jaket windbreaker Adidas biru kesayangan, legging Reebok 1 lapis, dinginnya bbrrrrr. Hanya kami saja yang summit attack krn wkt itu Sabtu pagi jadi sepi. Terus menjelang sudah mau dekat puncak, aku ditinggal, saudara-saudari! DITINGGALKAN! hiks hiks sedih & baper. Aku berlindung sebentar di bebatuan sama Isal yang temenin, sementara guide Ipan sudah di depan juga. Aku pikir ngapaian jg smp puncak cepat2 disana jg masih dingin ga bisa lama2. Sampai puncak sekitar 6.30 sudah terang dan matahari yang timbul tidak menolong memberi kehangatan sama sekali, kalah dengan dahsyatnya angin. Tidak terlalu terharu seperti wkt di Rinjani (mungkin krn efek ditinggal hehe masih sedih), tp tetap bersyukur pastinya, Teletubbies, body hand leg shaking, teeth clattering, foto2 udh ga bisa senyum. Pakai baju HMPA EDL sampai mesti di buttoning sama dia. (what a stupidity sampai ga kepikiran pakai itu baju saat kedingingan teramat sangat kan lumayan bisa menolong). Sekitar 40 menit kami di puncak foto (bandingkan dgn Rinjani yg 2,5 jam sampai ganti2 kostum). Untungnya sempat video GoPro yg ternyata hasilnya keren luar biasa lho. Oh ya the simple wooden signboard Top of Kerinci 3805 mdpl really saved us, we couldn’t find any other plat/signboard. Dengan tulisan spidol yg tidak terlalu nyata, tp difoto masih kelihatan syukurlah. Kata teman next kalau ke gunung yang jauh & sulit harus bawa plat sendiri, bayangkan kalau sampai tidak ada plat (rupanya terbang semua krn angin), pasti akan merasa sia2 (iya juga sih). Tp senangnya ada bendera merah putih yang berkibar. Nah kata teman, andaikan kau disuruh pilih sama Tuhan mau cuaca baik atau signboard (aku tambahkan, mau signboard atau bendera?) Hahaha lucu ya pengalaman kali ini. Pas turun gantian aku ngebut yang di depan sama Isal sementara Ipan sudah duluan ke bawah. Entah knp teman masih di belakang (aku pikir emang enak ditinggal haha aduh lucu banget sih kenapa aku jd baper to the max gini :D). Sampai Shelter 3 bersyukur luar biasa atas pengalaman summit Kerinci gunung volcano tertinggi di Indonesia, thanks my dear friend, I thank u so much :* Kami sarapan spagetty dengan bumbu bolognaise instan (aku tidak suka sih). Santai sebentar, packing untuk siap2 turun karena jadwal kami masih padat mau ke Danau Gunung Tujuh keesokan harinya. Turun ngebut krn suka dengan jalur akar2an yg mengandalkan kedua tangan berpegangan, ga suka pakai treck pole yg bikin rempong (tapi dia suka banged katanya hemat energy 30%). Kadang sedih kalau ingat wkt di Tahura aku ditinggal demi orang lain (koq rasanya masih belum bisa terima ya, jd baper aja ngebut ninggalin outrun kayanya jd puas) tp akhirnya cape juga terus pasrah deh di belakang aja lama tp ditungguin juga sama teman). Sampai juga kami di entry gate trus ngopi tubruk merk lokal khas Padang/Solok whateva. Kami naik mobil dijemput babe (ayahnya Rapani yg masih sehat walafiat), mampir fotostop di tea plantation terluas (katanya kedua di Asia) & Tugu Macan Kayu Aro. Sampai Kerinci View kami santai untuk bermalam dan packing untuk trip Gunung Tujuh. Makan malam .............. Minggu, 28 Jan 18 Kami sarapan nasi goreng & mie goreng (as usual), disini makanan tidak terlalu bervariasi. Jam 9 kami berangkat bersama 2 cowo Jerman, Todd & Jeann menuju Gate Gunung Tujuh yang dekat krn Kerinci View losmen masih di Kabupaten Gunung Tujuh. Check in & lapor, perkiraan waktu 3 jam tp dalam 2 jam kami sudah sampai di puncak Gunung Tujuh yg konon ketinggian sekitar 2700 mdpl but I dont think so krn turun ke Danau Gunung Tujuh 1950 mdpl Cuma sebentar dan di Garmin puncaknya sekitar 2200 mdpl. Trecknya nanjak lumayan pertama kali hiking bawa ransel nih, sempat worried juga, krn kan capenya jadi double. Surprise ternyata trecknya tidak berat dan tibalah kami di danau tertinggi di Asia Tenggara, Danau Gunung Tujuh yg famous itu! Danau yg luas dan ramai (hari Minggu) banyak hikers yg camping. Kami memilih tempat strategis yg menghadap timur untuk mencari spot sunrise (spotnya abis bubaran anak2 pencinta alam Jambi). Kami makan siang dengan mengulang menu yg sama nasi ayam goreng tahu & sayur labu sambil mendengarkan lagu2 kekinian yg dipasang guide kami Ipan & Ipank dari speaker BL yg suaranya lumayan banget kencang (sampai aku tanya merk apa katanya Made in China hhaha). Mau renang koq dingin ya, teman nyebur juga untuk mandi, anginnya kencang. Malam itu kami makan spagetty lagi deh dan ada api unggun juga. Seperti biasa timeless menyenangkan sekali mengobrol dan bertukar cerita masih mendengarkan musik2 keren seperti Faded Alan Walker, Cold Play, Clean Bandit. Senin, 29 Jan 18 Bangun jam 5 wow pagi banget ya, cek suhu 14°, bbrr dingin ya... Merasa tertantang untuk renang di danau, jam 8 aku nyebur dingin tapi enak segar, cuci muka & sikat gigi. Shooting renang hehe, teman menyusul kami renang sebentar sambil foto2. Jam 9 kami siap2 packing untuk turun, kami kira langsung ke Danau Kaco ternyata kami kembali ke Kerinci View. Dijemput oleh Rapani kami sempat minum kopi khas lokal di warung sebentar. Sampai losmen kami makan siang ikan teri balado & sayur lodeh. Aku sempat mandi sebentar yeay segar. Jam 1 kami berangkat naik mobil ramai2 bersama keluarga besar Rapani (kaka & ipar & keponakannya sehingga aku kira Danau Kaco itu tempat wisata keluarga yang mudah ditempuh :D). Dalam perjalanan kami melewati Danau Kerinci yang sangat luas, kami minta untuk fotostop tentunya. Sampai di Kab Gunung Raya menuju Entry Gate Danau Kaco yang sedikit terbengkalai bahkan papannya aja robek setengah hihi... Jam 16.30 kami langsung jalan (estimasi 3 jam) ternyata hanya kami ber4 bersama Rapani & Isal. Ternyata treknya landai/flat kami dapat lari2 kecil tapi sempat menyeberangi sungai dengan menaiki dahan pohon besar sehingga harus berhati-hati supaya tidak terjatuh. Melewati daerah penebangan kayu juga yg entah legal/ilegal. Akhirnya kami sampai di Danau Kaco dalam 1,5 jam, wow cepat ya, trail runners gitu lho hehe... Danau dengan warna biru kehijauan yg jernih, kami sangat gembira. Waktu sudah menunjukkan jam 18.00 tapi untungnya masih terang. Kami renang sebentar di tepian yang masih banyak ikan dan tidak berani ke tengah, takut ah... Underwater shot by GoPro bagus juga hasilnya lho. Tadinya menunggu kegelapan malam dengan harapan danau akan berpendar mengeluarkan cahaya tapi ternyata tidak, mungkin di musim tertentu atau pengaruh bulan juga kali ya. Jam 18.30 kami selesai dan melanjutkan perjalanan pulang dengan headlamp & senter dalam kegelapan malam yang pekat (pitch black). Kami bertemu 2 orang yang hendak camping di Danau Kaco (wow berani ya malam2 cuma berdua saja). Kami sempat berhenti sebentar menunggu Rapani menelpon jemputan sambil duduk di dahan pohon menikmati pitch black di tengah hutan Jambi. Jam 20.30 kami sampai di gerbang. Kelaparan dan kedinginan temanku itu tapi kami tidak dapat langsung mampir makan malam krn restoran sudah pada tutup. Jam 22 kami makan di Restoran Padang, aku makan rendang (pdhal harusnya makan dendeng bakar yg khasnya sana tapi ga tau sih dikasih taunya baru terakhir selesai makan jiaaaahhh hahhaa...). Selasa, 30 Jan 18 Makan pagi santai kami siap2 kembali hendak kembali ke Padang. Jalan jam 9.30 estimasi 7 jam. Kami makan siang di Solok, aku makan sop padang. Sampai di Padang bonus Pantai Padang, kami minum kelapa muda & makan sate padang (sapi/kerang) kami pesang masing2 setengah porsi yg ternyata hanya 3 tusuk sate haha kecil ya porsinya, bumbunya enak aku makan sama keripik pedas. written 1/3/18

Comments

Popular posts from this blog

Derawan island hopping 16-19 Okt 2014

Feel lucky

Coast to Mountain CTC to MERBABU 3.145 Mdpl via Suwanting Jawa Tengah