Gunung ARJUNO 3.339 Mdpl Malang Jawa Timur

Gunung Arjuno 13 Sep 20 & Malang Trip 11-14 Sep 20.

 Pertemuan tidak sengaja dengan Harto di depan warung mbok Yem Lawu 2 Agt 20. Aku melihat ada 2 orang cowo trail runners sedang mengobrol di depan warung mbok Yem. Ketika salah seorang menengok ke arahku, dengan spontan dia berkata ini ada orang Jakarta dan dia memanggilku ci Ingrid. Hhmm seperti biasa aku jd GR dan merasa ngetop wkkwkk... Aku melambaikan tangan dan berkata Halo. Aku tanya dengan mas siapa. Dia bilang Harto dari Surabaya. Kami bertukar kata dan sepertinya ia kaget melihat aku membawa ransel bersama teman2 pendaki. 

Kemudian ia follow IG aku. Aku DM dia dan menanyakan kontak WA. Aku hub dia menanyakan apakah ada rencana ke Arjuno. Pucuk dicinta ulam tiba, ternyata ada di bln Sept. Ternyata kami sudah berteman lama di FB dan dia pernah beli slot Jakarta Ultra 2016 dari aku. Dia mengingatkan hal itu dan ya aku ingat dia dari komunitas DNF Runners Semarang saat itu. 

 Akhirnya rencana dimatangkan, tikum Surabaya Sabtu, 12 Sep dan Harto bersedia menjemputku di Airport ETA 15.00. 

Tetiba aku teringat p Mul karena ia pernah bilang mau ke Arjuno juga. Demi menjaga hubungan baik karena sudah lama tidak kontak juga, aku mengajak p Mul. Kubilang mumpung ada barengan naik ke Arjuno.

Tidak disangka bbrp hari kemudian p Mul bilang mau ikut tapi tidak ada teman berangkat dari Solo. Aku bilang apa aku ke Solo saja, dan dia bilang iya jadi bisa berangkat bareng dari Solo. Wah senang sekali... karena tiket Solo lebih murah dari tiket Sby dan senang juga bisa berangkat bareng p Mul ke Surabaya.

 Kemudian p Mul kasih kabar temannya ada yang ikut jadi kami bertiga. Aku pikir kalau kami berangkat Sabtu 12 Sep ke Surabaya dan langsung nanjak Arjuno, kapan kami istirahatnya sebelum naik gunung ? Saat kubilang begitu, p Mul memutuskan untuk berangkat JUmat 11 Sep langsung ke Lawang supaya kami bisa beristirahat dulu. 

Jadi aku naik pesawat Jumat 11 Sep ke Solo dijemput p Mul jam 11 di airport, kami bertiga P Seto makan pagi sate sapi ala tongseng dan langsung ke Malang. Aku yang booking Hotel Niagara Lawang (karena kata p Mul ga ada hotel dekat basecamp), 3 malam family room Rp 490.000. 

 Saat kami tiba di hotel, p Mul langsung bilang wah ini hotel buat uji nyali ya, hotelnya besar dan kuno terkesan angker kalau gelap. Ternyata ini memang hotel terkenal paling angker di Malang, dibangun 1908. 

Kamar kami di Lantai 2 dengan ranjang double & single. Saat malam aku iseng google hotel ini, langsung keluar berita betapa angkernya hotel ini. Tapi aku senang jadi seru dan tidak takut karena roommate bertiga. 

Malamnya kami cari makan di Warung Koe Dewe, aku makan empal rawon enak deh. Kami tidur cepat jam 8 malam sudah tidur. Keesokan harinya jam 4.30 aku sudah terbangun karena p Mul juga terbiasa bangun pagi. 

Setelah makan pagi kami cek lokasi dan sekalian main ke Basecamp Arjuno Lawang. Saat p Mul bilang mau naik jam 1 pagi, petugasnya bilang tidak diperbolehkan naik malam, aku langsung beri kode p Mul supaya tidak memberikan info yang salah. Soalnya bbrp kali pengalaman izin mendaki memang ada aturannya tp bisa fleksibel (ingat saat kami di Lawu Cemoro Kandang, pendakian jam 7-17 tp kami boleh naik setelah jam 00.00). 

Kami turun kembali ke hotel, kami makan siang di Rumah Baso enak deh baksonya banyak bervariasi serta pedas banget. 

 Kami janjian dengan Harto yang akan kumpul di Hotel Niagara, ia datang jam 8 malam bersama sebagian teman2 yang sudah sampai dr Surabaya sambil menunggu teman2 yang lain juga. Aku berkenalan dengan Obed dari Malang. Teman2 Sby pada kaget ketika tau kami menginap di Niagara krn mereka bilang hotel ini terkenal angker menyeramkan haha...

Rencana kami akan berangkat ke BC Lawang jam 00.00 dan start jam 01.00. Biasa orang sini kan ngaret jadi aku baru jalan 00.30 dan start jam 02.00 krn bbrp teman makan nasi dan sop yang menunggu dimasakin dulu di rumah basecamp kami. 

Awalnya kami mengikuti Porter sebagai Guide. Memasuki Perkebunan Teh Perhutani. Kami lewat jalur Lincing untuk memotong jalan, jalurnya seperti naik tebing dan cukup terjal. Wah tidak disangka aku jadi paling depan sama Obed haha... 

Maju terus pos demi pos sampai Mahapena, awalnya aku sempat ketinggalan tapi aku susul p Mul dan p Seto. Obed malah tertinggal di belakang. Aku salip2an dengan Ismail yang bilang lebih baik dia duluan jalan dari aku saat kami istirahat katanya, "Jalan lagi ah entar juga kesusul sama mesin diesel" hhaha... aku terkejut krn memang aku terkenal sm temen2 lari sbg mesin diesel koq dia tau juga ya pikirku hehhee... 

 Aku juga bertemu Suryo yang mengantarku dari Bromo Marathon ke Malang 1 Okt 19 saat rencanaku ke Arjuno via Lawang bersama Wahyu tetiba batal karena Arjuno ditutup dan aku sudah beli tiket pulang via Malang, jadi aku harus tetap ke Malang dan beruntung temanku Ken dari Skechers memberikan referensi ke Suryo sehingga aku bisa nebeng dia (pdhal aku udah pusing cari transport Pasuruan - Malang bahkan sewa mobilpun tidak ada). Aku tidak mengenali tapi dia menyapaku. Senang juga ya tepat setahun dipertemukan kembali dengan Suryo, jodoh dalam pertemanan itu ada ya. Rencana yang sama lagi mau ke Arjuno via Lawang.

Saat ditinggal p Mul & p Seto waktu aku foto2 bikin aku kesal dan dendam sehingga aku pikir tidak mau lagi nungguin mereka jadi aku ngebut gas pol dan ternyata aku jadi #3 sampai Puncak Arjuno setelah Iriyani (si kembar Juara 2 Tambora 2019 320K) dan Suryo. 

Wah aku senang dan ga nyangka, biasanya dalam group yang ada aku ketinggalan atau di bagian tengah/akhir rombongan. Aku juga senang ketemu Tante Eva dan aku pengen fotbar sama t Eva yang keren umur 60th ke gunung terus. 

 Aku menunggu teman lain, Ismail menyusul. Obed & Iin nyusul waktunya beda 55 menit dari aku tiba di puncak (aku sengaja menghafal waktu aku pengen tau beda berapa lama dengan teman lain). 

Setelah berfoto bersama, teman2 mau turun dan aku galau apakah harus menunggu yang lain krn aku juga males sendirian di puncak. Ternyata dari kejauhan sudah tampak p Mul & p Seto. Mereka lewat jalur lurus yang terjal sedangkan aku tadi ketemunya jalur landai yang memutar (padahal pengennya yang lurus terjal biar cepat sampai). Jadi teman lain turun dan aku tunggu p Mu & p Seto. 

Aku bertemu teman2 Mantra (Malang Trail RUnners) si cantik Christine dan ada Welly yang menyapaku duluan (spt biasa aku kan tidak mengenali teman walaupun sudah berteman lama di sosmed).

P Mul disambut teman2 Mantra krn memakai baju Siksorogo, mrk kira p Djoko karena memang mirip. P Seto yang cedera langsung ke Tiang Papan Bendera Puncak Arjuno sementara p Mul santai aja cukup foto dengan sebilah papan penanda Puncak Arjuno. 

 Dalam perjalanan turun bertiga kami bertemu dengan teman2 yang tercecer jd rombongan kecil2 yang baru akan menuju puncak. 

Setelah Pos 3 persimpangan yang akan menuju ke Sabana (kami diwanti2 agar jangan turun via Lincing karena curam berbahaya), jadi kami ambil arah kanan. 

Kami bertemu rombongan Betsi sekitar jam 1 siang, Betsi memutuskan untuk turun saja bersama kami dan tidak ke puncak. Jadi kami turun berempat. 

Ternyata via Sabana itu panjang dan jauh, kami melewati alang2 yang rapat (ternyata Arjuno ini memang baru dibuka Okt 20 setelah setahun ditutup, aku tau ini dari petugas rumah bc kami). 

Sempat cemas takut nyasar, akhirnya kami sampai juga di Pos 2 jam 5 sore, kami bertemu dengan pendaki dan p Mul suruh minta air dan kami diberikan 1 botol besar baru, baik ya pendakinya, kata dia disitu ada sumber air. 

 Kami lanjut turun dan tanpa bisa dihindari akhirnya gelap menyelimuti perjalanan kami, kami sempat nyasar di Perkebunan Teh aku paling depan jadi aku merasa bersalah. 

Kami mencoba menghubungi teman2, aku hub Ismail dari wa grup Betsi yang hpnya sudah lowbatt. Minta dipandu katanya suruh ikuti Google Map arah Pos Perizinan Arjuno via Lawang. P Mul minta hub petugas BC untuk evakuasi kami. 

Setelah ikuti Map kami sampai di Pos 1, rupanya jalan kami start yang dipandu Porter seperti memotong2 kebun teh. 

Dalam perjalanan kami bertemu seorang pengendara motor, p Mul minta pengendara motor mengantar p Seto yang cedera ke BC sementara kami lanjutkan perjalanan kami. 

Petugas bc akhirnya menghampiri kami, Betsi naik motor. Ketika ia kembali lagi p Mul suruh aku naik motor tapi aku ga mau karena tanggung sudah dekat (sekitar 2 Km) dan ga mau tinggalin p Mul sendiri dalam kegelapan juga. 

Akhirnya sampai juga kami ke rumah BC sudah mau jam 8 malam. Anehnya kami bertemu bbrp teman yang tadi baru mau menuju puncak sudah mandi duduk manis di rumah BC, koq aneh ya kami tidak berpapasan dengan mereka di lintasan. 

Akhirnya kami mengambil kesimpulan bahwa kami memang berjalan lebih lama karena menunggu p Seto yg cedera dan mungkin di sabana ada bbrp jalur sehingga kami tidak berpapasan dgn mereka. 

 Kami kembali ke Hotel Niagara langsung tidur dengan pulas. Keesokan harinya kami kembali ke Solo. Makasih p Mul, Harto dkk atas Arjuno Trip yang sukses ini senang sekali aku bisa memenuhi wishlist aku yang sudah tertunda setahun ke Arjuno. 

ONE MORE TO GO >3.000 MDPL Gunung di Jawa semoga bisa terealisasi dalam waktu dekat. Always grateful THANK GOD for everything.

Comments

Popular posts from this blog

Derawan island hopping 16-19 Okt 2014

Feel lucky

Coast to Mountain CTC to MERBABU 3.145 Mdpl via Suwanting Jawa Tengah