Gunung Sumbing

Gunung Sumbing 15 Jul 18

 United Trail yang dibentuk dari Grup kecil tp sayangnya banyak drama sehingga hanya kompak cuma sebentar :D Aku bersyukur bisa ikut Trip Sumbing ini. Berangkat pulang kerja Jumat malam jam 22 (aku ingat renang dulu buat kill time) bersama naik Elf dari FX. 

 Via Basecamp Garung, kami start sudah siang sekitar jam 10.30. Sebenarnya bisa hemat waktu & tenaga naik ojek ke Pos 1, tp ada salah satu teman yang sudah emak2 saking kayanya mungkin takut dan ga pernah naik motor jadinya kami semua jalan ke Pos 1 sekitar 2Km yang memakan waktu jalan santai 1,5 jam. 

Pemandangan di sepanjang jalur bagus, aku jalan dengan bbrp teman dengan pace yang sama kebetulan jadi rombongan paling depan juga.

 Singkat kata sampai puncak sudah hampir gelap yaitu jam 17.30 foto harus bergantian dan turunnya langsung gelap. 

 Jalur turun melewati pasir di kegelapan ternyata lebih sulit daripada naiknya, yang aku ingat aku harus merosot dengan pantat dan semua badan jadi kotor karena terkena pasir. 

Sampai di salah satu Pos kami sudah ditunggu beberapa teman yang gagal summit, hari sudah sangat malam mungkin jam 10an. Ada teman yang merajuk dan kesal (yang tadi ga mau naik motor) karena gagal summit. 

Kami turun bersama ke Pos 1 sampai midnight, akhirnya mau tidak mau dia naik motor juga karena sudah lelah. 

Tidak ada yg bisa diceritakan lagi dari Trip ini, tp aku senang sekali bisa ke Puncak Sumbing (ternyata namanya Puncak Buntu), walaupun belum bisa menjelajah ke Puncak Sejati & Puncak Rajawali. 

Puncak Sejati Gn Sumbing 11 Okt 20 

Bermula dari keisengan belaka lagi menghubungi Harto apakah ada rencana ke Gn Sumbing dlm waktu dekat. Ternyata ada di bln Okt. Ini bener2 suatu kebetulan yang menyenangkan, setiap kali ingin pergi ke gunung tertentu ternyata ada jalan, benar2 blessing. 

Kenapa aku ingin ke Gn Sumbing lagi ? Karena waktu sampai Puncak Sumbing Juli 2018 hari sudah mau gelap, pas magrib, foto sebentar bahkan tidak terang fotonya (but better than nothing right, always grateful, never take for granted indeed) dan menurutku Gn Sumbing bagus pemandangannya (via Garung saat itu). 

 Seperti biasa belum berani berharap sampai ada kepastian. Santai… awaiting… menjalani hari2 seperti biasa… dan… akhirnya menanyakan lagi kepastian, ditentukan tanggal 11 Okt via Basecamp Butuh Kaliangkrik sekalian berkunjung ke Nepal Van Java yang terletak di kaki Gn Sumbing Desa Kaliangkrik. 

 Tikum via Solo karena Harto dkk dari Surabaya via tol melewati Solo. Wah senangnya suatu kebetulan yang memudahkan karena bisa terbang via Solo saja. 

Aku ajak p Mul ternyata dia mau. Wkt itu sempat sounding p Seto tp dia bilang ga bisa karena mau melatih. Jadi p Mul mengajak Sabtu pagi ke Magelang sekalian jalan2.

 Aku berangkat Jumat 9 Okt 20 Citilink jam 10.25 via Terminal 3 Ultimate Soetta. Sempat bingung malam sebelum berangkat apakah akan dijemput p Mul atau tidak, mau tanya ga enak. 

Paginya p Mul memberi kabar akan jemput di airport. Setelah dijemput makan siang di Resto p Mul. Mampir ke Consina & Eiger Jl. Slamet Riyadi, terus diantar ke Amaris Hotel. Malamnya jam 6.30 dijemput terus makan malam di Wedangan … (yg trip dulu kan Wedangan Basuki). Aku makan nasi berkat yang dibungkus daun jati, seperti nasi jambal di Cirebon. Kami makan bertiga dengan Pipit, teman gowes p Mul. 

Keesokan hari Sabtu 10 Okt aku dijemput jam 5 dan kami ber5 dgn p Seto, Pipit & anaknya ke Magelang. 

Kami ke Nepal Van Java, foto2 sekalian mampir ke Basecamp juga. Terus makan siang di ……. 

Dan ke Svargabumi tempat yang lagi viral berlatar belakang Candi Borobudur. Tiket masuk Rp 25.000 untuk mendapatkan spot2 foto yg didesain sedemikian rupa di pinggir sawah. 

Buat ku pribadi baik Nepal Van Java & Svargabumi sih biasa aja, tapi namanya juga piknik jadi senang2 aja apalagi dijamu semua sama p Mul. 

Sore aku makan nasi bakmoy ayam & es kacang ijo roti di Rest Es Murni dekat Hotel Ahava. Akhirnya p Mul buka kamar juga family room sehingga kami bisa beristirahat sebelum ke BC. 

Kami janjian dengan Harto jam 21.00 karena rencana start jam 22.00. Aku sempat istirahat tidur sebentar.
Kami berangkat dr hotel jam 20.00.

 Ternyata sampai BC kami tidak bisa menghubungi Harto, telpnya tidak aktif. Aku berusaha hub Betsy juga tidak bisa. Terus dapat kabar dari Obed yg langsung dari Malang dan  sudah di Homestay bahwa mobil Elf Grup Surabaya mogok, rupanya ini mobil yang kami papasan dlm perjalanan ke BC tapi kami tidak tau kalau itu mereka. 

 Karena ingat belum makan malam, aku makan indomie telur & minum kopi tubruk dulu di warung bc. Aku tidak enak sm p Mul & p Seto karena kami harus menunggu lama dan Harto tidak memberi kabar. 


Singkatnya akhirnya Harto datang ke bc jam 23.30. Saat ketemu dia cuma bilang HP nya mati. 

Kami start sekitar 12 orang menjelang jam 00.00 setelah foto2 di bc. 

 Kami jalan menuju Pos 1, aku p Mul p Seto & Suryo menjadi barisan terdepan. Ricky bergabung. 

Di Pos 2 kami regrouping (pdhal p Mul sudah ajak duluan lagi tp kata Suryo mau nunggu yg lain dulu). Menuju Pos 3 trek menjadi bersahabat dan landai. 

Nah cerita dimulai di Pos 3. Saat itu sekitar jam 3 pagi, badai angin mulai kencang saat kami tiba di Pos 3. Banyak tenda pendaki namun Pos 3 memang merupakan tempat terbuka sehingga angin kencang & udara dingin menerpa kami. 

 Aku berlindung di belakang tenda pendaki sama Ricky, saat itu aku berharap dia menemaniku menunggu teman yang lain karena p Mul & p Seto sudah jalan duluan di depan tanpa menunggu aku. Tapi Ricky mau lanjut karena katanya tidak tahan dingin dan aku bilang mau stay dan nunggu teman2, kita udh dadah2an. 

Sementara aku menunggu bbrp detik tp akhirnya aku galau karena tidak mau sendirian di Pos 3. Aku berusaha mengejar mereka yang tidak jauh di depan. 
Aku lanjut menaiki bukit kecil yang penuh dengan alang2. Tiba2 dr kejauhan terdengar suara p Mul, dia bilang tidak ada jalan dan dia suruh aku Tanya ke Pos 3 jalannya kemana. Aku sempat turun bbrp langkah kembali ke bawah. Teman Aldo yg ikut kami dr Pos 2 juga turun.

 TIba2 aku pengen pipis, sudah menjadi kebiasaan sepi dan gelap langsung melorotin legging haha… tp aku teriak ke Aldo yang berjarak bbrp meter (saat itu blm tau namanya), Mas tungguin ya saya mau pipis dulu. 

Setelah selesai Aldo berkata, mbak kita tunggu teman2 aja yuk kayanya itu lampu mrk sudah kelihatan. Benar saja tidak lama rombongan teman2 datang. 

Karena badai semakin kencang dan dingin, bbrp teman & aku termasuk Betsy berlindung di belakang tenda pendaki. Teman2 lain terpencar2. Hhhmm “Anda belum beruntung” sementara aku dan bbrp teman kedinginan dan tidak ada satu tenda pun di sekitar kami yang menawarkan kami berlindung haha. 

Ternyata bbrp teman sudah nyaman ditenda pendaki. Jadi kami pun tidak mengetahu keberadaan teman2 lain termasuk Harto dkk. 

 Ketika bertemu teman2 Siksorogo Solo ternyata arah yang ditempuh p Mul dkk salah, harusnya ke kanan. Jadi berarti mereka nyasar, aku cuma bisa berdoa aja supaya mereka menemukan jalan pintas ke puncak dan tidak tersasar lebih jauh. 

Sebenarnya aku kesal juga kenapa mereka tidak mau kompak dan meninggalkan aku begitu saja. 

 Badai semakin ganas, rintik air mulai turun, seorg teman mengajak kembali turun ke Pos 2 untuk mencari tempat berlindung. Kalau kembali ke Pos 2 aku tidak mau, tp mencari tempat berlindung yang ada pohon2 aku mau, jadi kami berlima ke arah turunan sedikit dan mendapati jalan setapak yang lumayan terlindung karena ada pohon2 yang menutupi di sekitarnya sehingga tidak terlalu angin & dingin. 

Kami menunggu bbrp saat, bertemu dengan teman yang start jam 2, yaitu Chan & Ida. Bbrp teman turun ke Pos 2 termasuk Betsy tapi aku tidak mau. Jadi aku gabung Chan. Tidak ada hal lain yang bisa kami lakukan selain menunggu. 

Tiba2 kami bertemu dengan rombongan Siksorogo dan seseorang memanggilku. Ternyata p Joko, wah aku senang sekali, aku bilang aku mau ikut ke Puncak dan p Joko welcome. 

Naik lagi ke Pos 3 serta merta aku disambut badai angin yang membuat aku menggigil sehingga akhirnya aku bilang ke teman P Joko, tlg bilang p Joko ya, saya ga jadi ikut. 

Aku turun lagi ke tempat berlindung tadi. Tetiba terlihat Jojo dengan jaket merahnya, dia menghampiri kami dan mengajak kami ke tenda tempat Harto & Natali berlindung. 

Hhhmm… aku iri sementara kami kedinginan, Harto & bbrp teman dengan nyamannya berlindung di tenda dapur pendaki yang sebelumnya menawarkan mereka untuk masuk ke tenda mereka. 

Saat itu hari sudah mulai terang, sudah mau jam 6 pagi tapi badai belum.juga mereda.

 Menunggu dan mengobrol dengan Harto yang mengatakan dalam kondisi seperti ini tidak bisa muncak, paling menunggu reda & terang. 

Singkatnya... Menjelang jam 7 dari luar terdengan suara yang mengajak kami keluar tenda untuk meneruskan perjalanan bersama Tante Eva. Whaattt….. pikirku… Tante Eva sang Ratu Gunung datang dan berani meneruskan perjalanan ?? Aku semangat sekali mendengarnya dan langsung keluar. 

 Aku melihat Ricky di kejauhan aku menanyakan p Mul dan p Seto dia bilang tidak tau mereka dimana tapi tadi sudah ada, jadi aku tenang bahwa p Mul & p Seto sudah kembali ke Pos 3 dan aku yakin sepertinya mereka mau turun karena takut badai. 

Begitu di luar astaga angin ganas mulai menyerang, setelah berjalan bbrp langkah aku sempat ragu dan berkata kpd Harto, “Bagaimana, apa kita terus?”. Anehnya… Harto malah diam aja sepertinya dia ragu juga. Tiba2 aku langsung dihantam pikiran, Tante Eva aja berani, masa gue ga berani ??”

Dengan langkap mantap aku meneruskan perjalanan, dan ternyata benar setelah Pos 3 angin mereda. (Aku ingat saat di Pos 4 Cokrosuryo yang sangat dingin karena angin menerpa, begitu kami jalan menuju Pos 5 angin mereda). 

 Syukurlah, di depan tampak Tante Eva dan 3 pengawalnya (Guide/Porter/Sweeper/Fotografer), aku menyapa Tante. Muka Tante tampak galak juga haha… rupanya dia senewen juga. 

 Kami berjalan bersama, mau ga mau kami melewati Tante juga, tapi kami menunggu Tante di Pos 4.

Dasar beruntung Harto minta izin masuk ke teras tenda pendaki dan diizinkan,  sebenarnya dia tidak ajak aku, tapi aku hampiri aja dan ikut masuk. Disitu kami diberi coklat panas & baso goreng sampai habis kami makan krn lapar haha… 

Tidak lama terdengar rombongan Tante Eva & pengawalnya datang. Mereka menyeduh minuman dulu dan membuka bekal. Kami makan kue & roti, aku mau ambil telur tapi tidak enak yang lain tidak kebagian. 
Saat itu aku khawatir kalau berlama2 takut badai akan semakin kencang. 

Akhirnya kami meneruskan perjalanan. Kami berpapasan dengan pendaki yang turun dan bbrp teman Siksorogo yang mengatakan bahwa di Puncak badai lebih terasa & angin sangat kencang sekali. 

Aku yang tidak begitu dengar sempat menanyakan hal ini ke Tante, tapi Tante bilang, gak… gak ada badai di puncak… Tante Eva emang cool, top abis deh semangatnya 

 Sebenarnya dari Pos 4 ke puncak Sejati tidak terlalu berat namun karena badai dan kabut membuat langkahku seperti berat.

 Harto & Natali sudah jalan di depan sementara Surya dan aku berjalan hampir beriringan (ini karena Surya memang menunggui kami). 

Semangat… semangat… sebentar lagi… pikirku… Akhirnya Puji Tuhan kami sampai ke Puncak Sejati. 

Seperti biasa aku langsung menuju spot Summit sementara teman2 lain masih berfoto di sekitarnya. Aku selalu begitu, spot Summit harus Nomor 1. 

Setelah menunggu 2 Pendaki foto disitu, aku ambil alih spot summit dan foto duluan. 

Tante Eva datang dan kami foto berdua. Teman2 lain bergantian foto di spot summit dengan latar belakang Gn Merapi Merbabu. 

Saat itu kabut sudah mulai tersingkap dan sinar mentari menyinari kami silih berganti dengan kabut. 

Benar2 blessing, saat kami di Puncak badai berlalu. Seperti lagu “BADAI PASTI BERLALU”. Merinding ya, perjalanan kami sangat diberkati. Kami sangat beryukur. Bahkan Suryo juga langsung sujud ketika touch down.

Keceriaan dan kebahagiaan mengiringi kami semua. Kami sangat bahagia karena perjalanan menembus badai membuahkan hasil. What a fruitful journey. Ketabahan kesabaran dan keuletan kami menghadapi badai membuat perjalanan summit ini sangat mengesankan. 

Comments

Popular posts from this blog

Derawan island hopping 16-19 Okt 2014

Feel lucky

Coast to Mountain CTC to MERBABU 3.145 Mdpl via Suwanting Jawa Tengah